Introitus :
Dan segala sesuatu yang kamu lakukan
dengan perkataan atau perbuatan lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan
Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah Bapa kita (Kolose 3
: 17)
Bacaan : Yohanes 14 : 27 – 31 (Tunggal); Khotbah : Kolose 3 : 15 – 17 (Tunggal)
Tema : Kristuslah yang menjadi teladan kita
Pendahuluan
Di dalam setiap kehidupan kita,
pribadi lepas pribadi baik dalam keluarga ataupun ditengah-tengah
masyarakat, ditempat dimana kita bekerja, kita selalu ingin membuat yang
terbaik untuk orang lain, untuk Tuhan, dan untuk keluarga kita. Membuat
dan mencapai sesuatu yang terbaik itu, mempunyai proses yang harus
dilalui tahap demi tahap, baik dalam kehidupan pergaulan, pekerjaan, dan
pengalaman. Baik sesuatu yang mendatangkan sukacita, ataupun yang
mendatangkan yang tidak sesuai dengan kehendak kita. Sesuatu yang
terbaik untuk Tuhan dan untuk manusia itu, bukanlah hal yang mudah
diperoleh dan dipraktekkan di dalam kehidupan kita. Bisa saja dikatakan
bahwa, mudah dikatakan namun sulit dilakukan. Teladan yang terbaik itu,
berproses di dalam baik dalam pendengaran, perenungan, dan prakteknya
yang dapat dirasakan oleh orang lain dan oleh diri kita sendiri sebagai
pelaku perbuatan yang baik itu.
Sebagaimana juga dalam injil Yohanes
15 : 13, seperti Yesus telah menyatakan kepada murid-murid-Nya setelah
Yesus membasuh kaki murid-muridNya Dia mengatakan, teladan yang telah
kuperbuat padamu, juga supaya kamu lakukan kepada sesamamu, seperti yang
telah kulakukan.
Melalui ini Tuhan Yesus, ingin
mengatakan inilah yang menjadi teladan bagi murid-muridNya untuk
melakukan pelayanan dengan kerendahan hati karena hanya melalui inilah
orang yang percaya kepada Kristus menjadi teladan, dan dapat diteladani
oleh orang lain juga supaya orang melakukan hal yang sama. Apa yang
dituntut dari renungan kita pada Minggu ini adalah marilah kita
bersama-sama melihat, membaca, dan merenungkan untuk khotbah minggu ini.
Isi
Paulus dalam suratnya kepada jemaat di
Kolose, mengingatkan bahwa sebagai orang yang telah menjadi manusia
baru yang hidup di dalam Kristus, hendaklah damai sejahtera Kristus itu
tetap tinggal dalam hidup mereka. Damai sejahtera Kristus itu adalah
damai sejahtera yang datangnya dari Surga, bukan berasal dari dunia ini,
sehingga apa yang dikatakan Yesus, damai sejahtera yang datang dari
dunia ini tidak sama dengan damai sejahtera yang datangnya dari Yesus.
Damai sejahtera yang berasal dari dunia ini bersifat sementara, tidak
mendasar di dalam kehidupan manusia, tetapi damai sejahtera yang
datangnya dari Yesus adalah damai sejahtera yang membuat manusia itu
hidup tenang bersekutu dengan Tuhan, dapat memuji Tuhan, bersukacita,
dan saling mengasihi. Karena di dalam orang yang Percaya itu, Kristus
hidup di dalamnya. Manusia tersebut sudah diperbaharui hatinya melalui
kekayaan Kristus yaitu firman-Nya, kuasa-Nya dan kasih-Nya. Dengan
demikian, manusia yang sudah percaya kepada Kristus itu dituntut untuk
selalu bersukacita, bersyukur dan menjadi teladan. Kristuslah yang
menjadi andalan dan teladan dalam kehidupan setiap hari.
Aplikasi
Dalam kehidupan kita sebagai orang
yang beriman kepada Kristus, patutlah kita juga berbuat apa yang
dikatakan oleh Paulus agar supaya damai sejahtera yang kita terima dari
Tuhan Yesus, kita dimampukan untuk memberikan teladan dalam melaksanakan
apa yang difirmankan oleh Tuhan, setiap saat kita dapat bersukacita
dalam hidup ini hanya karena Tuhan memampukan kita. Kita dapat berbuat
baik, berfikir dan menyaksikan di dalam perbuatan kita, sehingga orang
lain dapat merasakan apa yang telah kita terima dari Tuhan dan dapat
dinyatakan dalam hubungan kita sebagai pribadi lepas pribadi, terhadap
orang lain, terhadap persekutuan dalam Gereja kita dan di tempat kita
bekerja. Teladan yang telah dilakukan Tuhan Yesus bagi kita, itu lah
yang kita andalkan demi nama Tuhan, dan melalui itu juga, orang lain
dapat memuliakan Tuhan, memuji Tuhan, dan dapat memberlakukan apa yang
telah dilakukan Tuhan Yesus dalam kehidupan setiap harinya. Hati yang
selalu diperbaharui oleh Roh Kudus, firman Tuhan, itulah yang menjadi
andalan kita, baik dalam pelayanan kita kepada orang sakit, kepada orang
yang sedang berduka, yang membutuhkan pertolongan, yang membutuhkan doa
serta orang yang membutuhkan kehadiran kita. Hal tersebut semuanya
membuat orang lain juga akan semakin percaya kepada Kristus karena kita
melakukannya tidak hanya dengan kata-kata, namun melalui tindakan kasih
dan rendah hati sebagaimana yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada
kita murid-muridNya. Marilah kita senantiasa mengucap syukur, dan
mengandalkan Tuhan melalui kerendahan hati terhadap sesama kita.
Bandung, Oktober 2013
Pdt. Johannes Karosekali, S.Th
GBKP Runggun Bdg Pusat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar