Renungan / Khotbah Mazmur 118:1-9, Khotbah Tutup Tahun 31 Desember 2013
Introitus :
Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya (Mazmur 118:1).
Bacaan : Keluaran 15:1-18 (Antiphonal); Khotbah : Mazmur 118:1-9 (Responsoria)
Thema :
Dalam semua pernuatanNya, bersyukurlah (Ibas kerina perbahanenNa, Kataken bujur)
Renungan
Patut kita mengucap syukur kepada Tuhan, atas segala kebaikannya yang
boleh kita alami, khususnya boleh menjalani tahun 2013. Saat ini kita
berada pada hari terakhir tahun 2013. Kalau kita flashback kebelakang,
khususnya tahun 2013 ini tentunya banyak pengalaman yang kita alami,
apakah itu suka maupun duka, untung atau rugi, menyenangkan atau
sebaliknya. Mungkin juga kita pernah mengalami “kesesakan” seperti
dialami Pemazmur dalam ayat 5. Saya tidak tahu apakah Tuhan menjawab doa
kita dan member kelegaan. Baiklah kita masing-masing memberikan
evaluasi. Memang benar, terkadang jawaban doa lebih dari satu tahun
sehingga tidak bijak membuat kesimpulan terlalu dini. Monika ibu
Agustinus selama 40 tahun lamanya ia terus berdoa bagi anaknya,
Agustinus yang sedari kecil sudah nakal, pemalas, suka mencuri dan
memukul, bahkan umur 16 tahun sudah bisa melakukan percabulan, baru
kemudian bertobat dan menjadi tokoh gereja yang terkenal. Benar Firman
Tuhan, “Idah pada waktunya” (Pengkhotbah 3:11) atau seperti lagu rohani
dengan judul “Indah RencanaMu Tuhan”. Sekali lagi, mungkin ada diantara
jemaat hingga saat ini masih dalam kesesakan, tetapi hendaknya tetaplah
menyakini bahwa Allah pasti memberikan kelegaan pada waktunya.
Perikop renungan kita merupakan Mazmur pujian yang menurut sumber-sumber
Yahudi dinyanyikan/diucapkan bersaut-sahutan pada hari raya Pondok
Daun. Dalam nyanyian ini, pemazmur mengisahkan tentang penyelamatan yang
dialaminya (ayat 5). Ia mengakui bahwa Tuhanlah yang membawa dia pada
kelegaan. Pengakuan ini tidak hanya makin mengentalkan keyakinannya
bahwa Tuhan ada di pihaknya, tetapi juga makin memperteguh iman dan
pengharapannya. Hal ini juga yang mendorongnya untuk mengajak umat agar
hanya mengandalkan Tuhan dan bukan manusia, betapa pun kuatnya,
berkuasanya manusia itu, dalam hal ini para bangsawan (ayat 8-9).
Demikian juga pembacaan kita Keluaran 15:1-18, ketika Allah dipihak Musa
dan bangsa Israel, musuh-musuh mereka yakni Firaun dan pasukan
perangnya dibinasakan dengan membuangnya ke dalam laut. Secara logika
tidak mungkin bangsa Israel luput dari kebinasaan sebab tidak mungkin
dapat menang melawan Firaun dan pasukannya yang sangat kuat, sementara
bangsa Israel bukan dalam kapasitas berperang melainkan melarikan diri.
Tetapi benar sebagaimana Firman Tuhan Mazmur 118:6 “Tuhan dipihakku. Aku
tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?”
Saudara yang dikasihi Tuhan. Apa pun ceritanya, apakah kita masih dalam
kesesakan atau tidak, yang pasti kita sudah berada pada hari terakhir
tahun 2013 ini. Ini suatu realita yang patut kita syukuri bahwa Tuhan
masih memberikan waktu dan kesempatan kepada kita untuk banyak berbuat
bagi kemuliaan Tuhan atau istilah Paulus bekerja memberi buah (Filipi
1:22). Perlu kita ingat bahwa Paulus sebagai rasul Tuhan juga mengalami
“kesesakan” dalam hal ini penyakit yang dideritanya yang disebutnya
“duri dalam daging” di dalam hidupnya (II Korintus 12:7), bahkan sampai
akhir hidupnya. Tetapi hal ini tidak mengurangi rasa syukur Paulus,
bahkan pada waktu dia di dalam penjara, ia masih sempat mengajak semua
orang percaya di Filipi agar bersukacita senantiasa di dalam Tuhan
(Filipi 4:4). Mengapa bisa demikian? Jawabannya karena Paulus menganggap
yang terutama dalam hidupnya adalah bahwa dia sudah mengenal Tuhan
Yesus, berarti menerima keampunan dan keselamatan, tidak ada yang lebih
berharga dari hal tersebut.
Kalau demikian, ada dua hal yang seharusnya menjadi respons dan sikap
kita. Yang pertama, sebagai orang yang mengaku Kristen, sebagai orang
percaya marilah kita mensyukuri bahwa Tuhan sudah menyertai kita sampai
penghujung tahun 2013. Kita menyakini bahwa ini semua boleh jadi
semata-mata karena perbuatanNya. Walaupun bisa jadi doa kita belum
dijawab, atau kita masih dalam “kesesakan” jangalah hal ini membuat kita
melupakan bahwa sesungguhnya banyak sekali berkat-berkat Tuhan yang
sudah diberikan kepada kita. Nantikanlah kelegaan yang pasti diberikan
Tuhan sambil mengucap syukur atau bersyukur. Yang kedua, sebagai manusia
yang sangat terbatas kita tidak tahu secara tepat dan pasti bagaimana
masa depan kita atau apa yang bakal terjadi pada tahun 2014, tetapi
sebagai orang percaya kita tetap optimis, kita tetap menyakini bahwa
dengan mengandalkan Allah pasti kita tidak akan kecewa. Sebagaimana
keyakinan Pemazmur “Tuhan dipihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang
dapat dilakukan manusia terhadapku? Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar