Renungan / Khotbah Yesaya 49:1-7, Minggu 19 Januari 2014 (Ephipanias II)
Introitus :
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Masmur 119:105)
Bacaan : Johanes 1 : 29 – 42 (Antiphonal); Khotbah : Jesaya 49 : 1-7 (Tunggal)
Tema :
“Jadilah terang ku sekelewetndu” (“Menjadi terang kepada sekitar kita”)
Didalam Kitab Yesaya ada empat nyanyian tentang hamba Tuhan. (Fsl.
42:1-4; 49: 1-7 ; 50:4-9; 52:13-53:12) . Fasal 49 ini merupakan
nyanyian kedua dari empat nyanyian tersebut yang menceritakan tentang
karakter, karya dan pengalaman seorang hamba Tuhan.
Dari nyanyian ini kita melihat ada 3 peranan Tuhan yang digambarkan, yaitu:
(1) Ia telah memilih dan memanggil orang-orang yang telah ditentukanNya untuk menjadi hambaNya;
Pemilihan adalah Otoritas Tuhan, pemilihan adalah Inisitif Tuhan, bukan kemaauan atau prestasi seseorang.
Yesus berkata didalam Yohanes 15:16; ”bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu…..dst.
Kata-kata Yesus inilah yang meng-inspisari nyanyian dalam KEE GBKP No 59:2
Kam sindarami aku rusur, tedeh ateNdu aku e
Bena-banana aku nggusur, Kam nari nalukenca pe
Ipilih Kam mekap tendingku, kupilih Kam pe man Tuhanku.
Maaf bukan berarti ada kekecewaan, “Jikalau bisa memilih, saya tidak
akan memilih menjadi seorang pendeta, namun karena Tuhan yang memilih
dengan kerendahan hati saya harus memperhamba diri, untuk melayani
Tuhan. Dengan kata lain menyadari bahwa menjadi pelayan Allah adalah
karena kasih karunia dan itu sesuatu yang terus disyukuri, bukan
diwarnai dengan keluhan.
(2) Ia yang akan melindungi, menyertai serta memberi kemampuan kepada
hamba-hambaNya untuk melakukan tugas yang sudah Allah tentukan bagiNya;
Tuhan tidak pernah membiarkan kita, melepaskan kita ketika kita diutus
untuk memberitakan berita kesalamatan. Ada janji, ada jaminan, bukan
hanya kemenangan sementara tapi kemenangan yang kekal.
Tuhan menyertai dan melindunginya seperti anak panah yang disembunyikan
dalam tabung panahnya. Karena itulah hamba Tuhan tersebut sanggup
melakukan tugasnya dengan baik, memberitakan perkataan Tuhan dengan
tajam dan tepat sasaran seperti pedang yang tajam dan anak panah yang
runcing. Ia tidak takut terhadap apa pun sebab Tuhan yang telah memilih
dan memanggilnya, maka Tuhan pula yang akan menyertainya.
Ketika masih anak-anak, dan terjadi perkelahian dan ada ketakukan
menghadapi lawan, Jika saat itu Bapa kita mengatakan, jangan takut,
hadapilah dia, aku akan membantumu, biasanya kata-kata seperti ini
menjadi sugesti yang memberikan kekuatan untuk menghadapi lawan
tersebut. Apalagi tugas kita adalah: “Maju tak gentar membela yang
benar” hati dengan kalimat ini, jangan sampe salah diucapkan apalagi
dijalankan; “Maju tak gentar membela yang bayar”.
Dengan mengingat bahwa semua kemampuan yang kita miliki dalam
melayaniNya adalah karena penyertaan Tuhan, itu juga berarti panggilan
harus kita gunakan dengan baik untuk Tuhan, bukan menyombongkan diri.
(3) Allah juga menentukan tugas hamba yang dipilihNya;
Ada 3 Tugas penting seorang hamba:
Pertama: Menyatakan keagungan Tuhan (ay-3)
Tugas ini menuntut kita untuk menceritakan kebesaran dan keagungan Tuhan yang layak diandalkan.
Kata “memceritakan” = memberikan kesaksian, Rasul di dalam I Korintus
9:16 menuliskan: ”……sebab itu adalah keharusan bagiku.Celakalah aku,
jika aku tidak memberitakan injil” (Bd.Kata “keharusan” dalam bahasa
karo diterjemahkan dengan kata:”terpaksa”. )
Bandingkan juga Kesaksian Yeremia didalam Yeremia 20:9; ”Tetapi apabila
aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan
firman lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti
api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku
berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup”.
Kedua: Mengembalikan Yakub kepadaNya(ay-5)
Artinya melalui Yesaya Israel dipanggil untuk mengutamakan Tuhan
sehingga restorasi rohani akan berdampak pada tegaknya suku-suku Yakub.
Panggilan kita sebagai hamba kini juga untuk menegakkan “suku-suku
Yakub”, bangsa yang terpilih, Imamat yang rajani, bansa yang kudus (I
Pet 2:9).
Ketiga:Menjadi terang bagi bangsa-bangsa (ay-6)
Ketika Israel dipulihkan bangsa-banghsa lain akan terheran heran dan turut mengakui kedaulatan Allah yang disembah Israel.
Menjadi terang seperti Yohanes pembaptis yang tampil menunjuk kepada
Yesus (Bacaan; Yohanes 1:29-42). Yohanes Pembaptis, yang merendahkan
dirinya, ia adalah “seorang Pelopor yang bersedia dilupakan”.
Menjadi terang juga berarti kita bertanggung-jawab atas “kegelapan-kegelapan “ yang ada disekitar kita.
Menjadi terang seperti orang buta yang membawa sebuah obor yang menyala
ketika berjalan dalam kegelapan. Sudah pasti bagi si Buta obor itu
sepintas tidak ada gunanya, tapi bagi orang lain sangat berguna,
sehingga orang lain tidak akan menabrak si Buta.
Terus terang…….dan terang terus……..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar