Selasa, 25 Februari 2014



BAHAN PA MORIA RUNGGUN GBKP CENGKARENG
TANGGAL 23 FEB – 01 MARET 2014

Bahan   : YOHANES 4: 1-41
Thema  : “ LAU SI MEREKEN KEGELUHEN”
Metode : Diskusi

Penjelasan Teks :
Melalui kisah yang tertulis dalam Yohanes 4:1-41 yaitu: kisah perjumpaan Yesus dengan perempuan Samaria di pinggir sumur. Ada beberapa hal yang menarik untuk kita simak lewat sosok perempuan Samaria ini, yaitu:
1.   Ia berasal dari bangsa Samaria. Menyandang status sebagai orang Samaria pada masa itu tidaklah terpandang di mata orang Yahudi. Yohanes pun perlu menambahkan dalam catatannya bahwa "orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria." (ay 4). Sejarah mencatat bahwa orang Samaria dan Yahudi memiliki catatan perseteruan yang panjang. Meski berasal dari akar yang sama, keputusan mereka untuk menikahi orang-orang dari negeri lain dan menyembah allah lain membuat mereka dipandang hina dan najis oleh orang Yahudi.
2.   Ia adalah seorang perempuan. Dalam status budaya saat itu perempuan bukanlah ditempatkan diposisi utama. Pria memiliki status yang lebih tinggi dari perempuan pada saat itu.
3.   Kita bisa melihat bahwa perempuan Samaria ini adalah orang yang sudah gagal dalam urusan rumah tangga"Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar." (ay 17-18). Lima kali menikah, dan setelahnya tinggal bersama pria yang bukan suaminya. Ini menunjukkan bahwa ia telah kenyang mengalami kegagalan dalam percintaan. Sepertinya ia sudah trauma akan janji-janji pernikahan sehingga ia lebih memilih untuk "kumpul kebo" tanpa ikatan lagi.
4.   Jika melihat kebiasaan pada masa itu dimana umumnya para wanita Timur Tengah mengambil air di sumur secara beramai-ramai atau berkelompok, perempuan Samaria ini pergi sendirian ke sumur di siang hari yang terik pada waktu sumur sepi (ini kemungkinan karena perempuan ini dikucilkan kaumnya, karena gaya hidupnya (bergonta-ganti laki-laki) bandingkan dengan Yohanes 4:18).
Tuhan Yesus juga  menyuruh murid-muridNya pergi membeli makanan, mengapa tidak sebagian murid saja yang pergi membeli makanan, sehingga Ia tidak sendirian pula disitu. Yesus yang adalah Allah yang Mahatahu, mengetahui apa yang akan terjadi, dan misiNya adalah untuk mengabarkan 'kabar baik' kepada jiwa-jiwa yang terhilang. Bisa dibayangkan apabila Yesus bersama 12 muridNya, sehingga ada rombongan 13 orang Yahudi ada di sekitar sumur itu, hal demikian bisa-saja membuat perempuan Samaria ini mengurungkan niatnya untuk mengambil air. Dan selanjutnya tidak akan pernah terjadi dialog penting antara Yesus dan perempuan Samaria ini.

Keempat hal ini rasanya cukup menjadi alasan bagi bangsa Yahudi untuk tidak mempedulikannya. Tapi Yesus tidaklah demikian. Yesus memilih masuk ke dalam kehidupannya. Yesus bersikap pro-aktif dan mengambil inisiatif untuk membuka percakapan terlebih dahulu kepada perempuan itu. Hal itu tidaklah lazim pada masa itu sehingga si perempuan itu pun sempat terkejut. Apalagi bukan hanya sekedar berbicara, Yesus juga meminta minum kepadanya. . Tapi yang dilakukan Yesus
bukan saja menjangkau seorang perempuan Samaria yang terbuang, tetapi Yesus pun menawarkan air hidup kepadanya.  Yesus mengulurkan tangan terlebih dahulu dan menawarkan air hidup, air yang akan mampu memuaskan kekosongan dan kerinduan jiwanya, air yang mampu menyegarkan kembali jiwa yang sedang haus.
Dengan cara yang sama Yesus akan selalu melakukannya kepada kita. Dia akan selalu menjangkau kita terlebih dahulu sebelum kita menjangkauNya. Tuhan mengasihi kita dan tidak ingin satupun dari kita dibiarkan begitu saja untuk masuk ke dalam kebinasaan. Tuhan bersikap pro-aktif untuk itu.
Injil Yohanes memberi kesaksian tentang perempuan Samaria yang hidupnya diubahkan  ketika bertemu Yesus, melalui dialog teologis dengan Yesus, dia dipulihkan. Beberapa prinsip penting yang Yesus kerjakan :
·         Yesus tertarik dengan masalah kita – dengan sengaja Ia melewati daerah Samaria (ay 4), berhenti di sebuah sumur (ay 6), menyuruh murid-murid-Nya pergi agar Ia bisa sendirian (ay 8), agar Ia bisa membangun hubungan dengan seorang wanita yang sedang bermasalah (ay 7). Sebagai wanita yang telah diceraikan 5 kali (karena pada jaman itu seorang wanita tidak bisa meminta cerai), dan sekarang sedang tinggal dengan seseorang yang bukan suaminya, jelas ia memiliki masalah emosi dan sosial dengan orang di sekelilingnya.
·         Inisiatif  pemulihan hidup datang dari Yesus – bukan saja Ia tahu masalah kita, namun Ia juga yang empunya solusi akan masalah itu, dan solusi itu Ia tawarkan dengan cuma-cuma! (ay 10, 13-14)
·         Ketika kita minta, Ia akan memberikan penyelesaian untuk masalah kita – Yesus sendiri memberi solusi buat masalah kita dengan memberi diri-Nya sendiri bagi kita (ay 26). Yang Ia minta adalah agar kita percaya kepada janji-Nya.

Hasilnya adalah perempuan Samaria itu diubahkan. Ia menjadi penginjil pertama untuk tanah Samaria. Orang-orang diberkati lewat kesaksiannya. Keselamatan itu datang bagi orang-orang Samaria. Dan itu terjadi ketika seorang wanita berdosa diubahkan hidupnya lewat perjumpaan dengan Yesus secara pribadi. Dari hidup yang sia-sia, sekarang wanita itu telah memiliki hidup yang bermakna. Bagaimana dengan kita ? Apakah kita membutuhkan pemulihan untuk hidup kita? Apakah anda rindu melihat kehidupan yang diubahkan, dari yang sia-sia menjadi hidup yang sejati dan bermakna?  Ingat, Yesus sudah terlebih dahulu rindu agar kita memiliki hidup yang berarti. Datang pada-Nya dan alami perubahan hidup!

Selamat Melayani, Tuhan Memberkati (Pdt Jenny E KS )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar