Introitus :
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia (Wahyu 19: 7).
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia (Wahyu 19: 7).
Bacaan : Yesaya 25 : 1 – 9; Khotbah : Matius 22: 1-14
Thema :
Bersiap dan jalani Kerajaan Allah (Ersikap dingen dahilah Kinirajan Dibata e)
Bersiap dan jalani Kerajaan Allah (Ersikap dingen dahilah Kinirajan Dibata e)
(1) Saudara yang dikasihi Tuhan
pernahkah saudara mendapat undangan untuk menghadiri suatu acara
panting? Undangan pasta ulang tahun, pengucapan syukur, pesta
pernikahan, atau pun undangan-undangan penting lain misalnya? Jawabnya
pasti sering. Sadarkah kita ketika mendapatkan undangan itu artinya kita
mendapat suatu penghargaan besar dari si pengundang?
Coba umpama bila yang mengundang itu
adalah seorang jutawan. Maka biasanya orang yang diundang adalah
orang-orang yang dianggap pantas untuk diundang. Mana mungkin kira-kira
ia mengundang orang-orang buta, orang timpang, orang gembel, dsbnya
Bagaimana kira-kira andaikata kita
sebagai orang biasa tau-tau mendapat undangan dari bapak Jokowi untuk
hadir dalam pesta pelantikannya? Boleh jadi kita berkata: "mimpi apa aku
semalam"?
Tentu kita pasti berupaya untuk datang karena peristiwa semacam itu tentulah suatu peristiwa yang tak terlupakan seumur hidup kita, sebuah kenang-kenangan yang berharga!
Tentu kita pasti berupaya untuk datang karena peristiwa semacam itu tentulah suatu peristiwa yang tak terlupakan seumur hidup kita, sebuah kenang-kenangan yang berharga!
(2) Pasal 22 ini merupakan lanjutan dari
pembicaraan yang disampaikan Kristus di dalam Bait Allah, dua atau tida
hari sebelum kematian-Nya. Perintah yang diberikan, melalui perumpamaan
tentang perjamuan kawin yang berkaitan dengan penolakan terhadap bangsa
Jahudi dan panggilan kepada bangsa-bangsa bukan Jahudi (ayat 1-10)
Dan juga tamu undangan yang tidak
berpakaian pesta, sebuah gambaran mengenai bahayanya kemunafikan di
dalam iman Kristen (11-14).
- Melalui Nats ini mari kita kami melihat melalui 2 Fokus:
Pertama: Focus kepada Undangan/Pesta
Panggilan dan Penawaran Injil diumpamakan sebagai sebuah undangan ke pesta perjamuan. Mereka yang mengadakan perjamuan mengundang tamu untuk meramaikan perjamuan itu. Tamu-tamu Allah adalah anak-anak manusia.
Panggilan dan Penawaran Injil diumpamakan sebagai sebuah undangan ke pesta perjamuan. Mereka yang mengadakan perjamuan mengundang tamu untuk meramaikan perjamuan itu. Tamu-tamu Allah adalah anak-anak manusia.
Para tamu yang pertama diundang adalah
orang-orang Yahudi. Dan undangan disampaikan kepada semua orang yang
bisa mendengar berita sukacita Injil itu. Para hamba yang membawa
undangan tersebut tidak menuliskan nama-nama yang diundang dalam secarik
kertas, karena tidak ada persyaratan untuk itu, siapa saja tanpa
kecuali diundang, yang tidak diundang adalah mereka yang tidak mau
menerima undangan itu sendiri.
Walaupun para undangan istana itu
mempunyai dalih yang bermacam-macam, bahkan sampai menangkap, menyiksa
bahkan membunuh hamba-hamba utusannya. Rupa-rupanya sang raja ini
seorang yang murah hati. dan ia tetap mengundang orang-orang untuk
datang ke pestanya. Namun kali ini para undangannya bukan lah
orang-orang terhormat. Pokoknya orang jahat, orang gembel, bandit, dsb.
Saudara yang dikasi Tuhan
“Undangan”/berita itu adalah anugerah, undangan itu adalah pertanda
bahwa Allah mengasihi kita, untuk itu kita harus bersyukur jika undangan
itu disampaikan bagi kita.
Lihatlah betapa hati Kristus tertuju kepada kebahagiaan jiwa-jiwa yang malang.
Lihatlah betapa hati Kristus tertuju kepada kebahagiaan jiwa-jiwa yang malang.
Kedua: Focus kepada yang diundang
Sikap dingin yang sering dijumpai Injil Kristus di antara anak-anak manusia ditunjukkan oleh sikap dingin terhadap berita yang disampaikan dan sikap garang terhadap si pembawa berita itu sendiri. Dalam hal ini, baik raja maupun mempelai laki-laki kerajaan sama-sama terhina. Hal ini terutama menggambarkan orang-orang Yahudi yang menolak nasihat Allah bagi diri mereka sendiri, dan lebih jauh lagi melukiskan penghinaan dan perlawanan banyak orang di segala zaman terhadap Injil Kristus.
Me¬reka mesing-masing punya alasan. Alasan yang memang tak dapat ditawar-tawar. Alasan yang memang juga tak boleh diremehkan! Ya, karena menyangkut keperluan hidup alias jaminan hidup. Yang bila diabaikan bisa fatal akibatnya!
Sikap dingin yang sering dijumpai Injil Kristus di antara anak-anak manusia ditunjukkan oleh sikap dingin terhadap berita yang disampaikan dan sikap garang terhadap si pembawa berita itu sendiri. Dalam hal ini, baik raja maupun mempelai laki-laki kerajaan sama-sama terhina. Hal ini terutama menggambarkan orang-orang Yahudi yang menolak nasihat Allah bagi diri mereka sendiri, dan lebih jauh lagi melukiskan penghinaan dan perlawanan banyak orang di segala zaman terhadap Injil Kristus.
Me¬reka mesing-masing punya alasan. Alasan yang memang tak dapat ditawar-tawar. Alasan yang memang juga tak boleh diremehkan! Ya, karena menyangkut keperluan hidup alias jaminan hidup. Yang bila diabaikan bisa fatal akibatnya!
Untuk itulah mereka satu-persatu meminta
maaf kepada si pengundang. Maaf karena urusan ladang. Maaf karena harus
mengusrus usaha. Yang lain juga maaf.., karena barang sebentar
bersenang menakmati kebahagiaan keluarga. Ya, maaf,., ma¬af. , , maaf
... Dan siapa yang mengatakan bahwa se¬gala urusan mereka itu salah?
Tidak, tidak sa¬lah! Hanya masalahnya, mereka tidak menyadari bahwa
undangan tersebut teramat penting.
apa yang mau dikatakan Yesus melalui perumpamaan dalam nas ini? Nah, ini! Apa¬bila hanya karena urusan perut, soal jamian hidup, atau juga masalah kebahagiaan hidup di alam fana ini kita menjadi sangat sibuk. Selalu sibuk. Terlalu sibuk. Dan akhirnya diperbudak oleh kesi¬bukan. Dan persoalan yang diurus kesibukan tadi menjadi satu-satunya yang dianggap paling berharga. Menja¬di satu-satunya tujuan hidup. Di sinilah celakanya! Apalagi bila karenanya kita sampai menganggap soal keselamatan menjadi tak ada artinya. Di sinilah bahayanya! Lalu akhirnya kita menjadi ke¬hilangan makna hidup yang sesungguhnya. Untuk apa sebenarnya kita ada di tengah-tengah kehidupan i¬ni. Apa yang mestinya dilakukan sebagai persiapan bila nanti memasuki alam yang di seberang sana!
apa yang mau dikatakan Yesus melalui perumpamaan dalam nas ini? Nah, ini! Apa¬bila hanya karena urusan perut, soal jamian hidup, atau juga masalah kebahagiaan hidup di alam fana ini kita menjadi sangat sibuk. Selalu sibuk. Terlalu sibuk. Dan akhirnya diperbudak oleh kesi¬bukan. Dan persoalan yang diurus kesibukan tadi menjadi satu-satunya yang dianggap paling berharga. Menja¬di satu-satunya tujuan hidup. Di sinilah celakanya! Apalagi bila karenanya kita sampai menganggap soal keselamatan menjadi tak ada artinya. Di sinilah bahayanya! Lalu akhirnya kita menjadi ke¬hilangan makna hidup yang sesungguhnya. Untuk apa sebenarnya kita ada di tengah-tengah kehidupan i¬ni. Apa yang mestinya dilakukan sebagai persiapan bila nanti memasuki alam yang di seberang sana!
(4) Saudara, selain 2 focus diatas ada
satu situasi yang sangat mengagetkan kita. Salah seorang undangan itu
mendapat hukuman berat. Diikat kaki tangannya. Dilemparkan ke tempat
yang paling gelap. Apa masalahnya? Sederha¬na kelihatannya! Ia tidak
mengenakan pakaian pes¬ta. Hanya itu? Akh, keterlaluan. Hanya gara-gara
pakaian.
Apakah anti kiasan dalam nas ini? Adalah
orang-orang yang telah dipanggil menjadi pengikut-pengikut Kristus.
Menjadi anggota jemaat warga Ke¬rajaan Allah, tetapi masih tetap dalam
dosanya. Tidak mau mengenakan pakaian pesta yang telah disediakan oleh
Kristus. Yaitu "pakaian" kebenaran (Mat. 28 3; Why. 3:18).
(5) Sebagai kesimpulan dalam nas ini ada
dua pelajar¬an penting yang perlu kita perhatikan, ketika Tuhan
mengundang kita: Kesungguhan dankeseriusan kita dalam hal hidup
keagamaan kita, masalah kesibukan janganlah sampai menggantikan hal-hal
yang paling prinsip dalam hidup kita. Sedangkan yang berikutnya: bahwa
masalah hidup dalam kebenaran haruslah selalu diutamakan. Jang¬an
dikesampingkan, Kita telah dikasihi oleh Allah melalui korban Kristus.
Kit telah dianggap berharga dan te¬lah diundang dalam sukacita sorgawi
hanya semata¬ oleh kasih Allah. Janganlah sampai kita sia-siakan atau
mengabaikannya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar